Buffer pada bidang farmasi banyak
digunakan untuk menetralkan darah atau biasanya pada kasus keracunan. Contohnya
pada keracunan asam jengkolat. Asam jengkolat yang terbentuk saat kita terlalu
banyak mengonsumsi jengkol ini harus di kurangi karena akan membetk kristal
kristal yang menyumbat saluran kecing. Caranya ? dengan memasukan larutan bisa
Natrium karbonat(biasanya) yang sifatnya basa yang nantinya akan membentuk
garam ketika bereaksi dengan asam dan kemudian akan keluar melalui urin (karena
garam sifatnya adalah mudah larut dalam air).
Dalam bidang farmasi (obat-obatan) banyak
zat aktif yang harus berada dalam keadaan pH stabil. Perubahan pH akan
menyebabkan khasiat zat aktif tersebut berkurang atau hilang sama sekali. Untuk
obat suntik atau obat tetes mata, pH obat-obatan tersebut harus disesuaikan
dengan pH cairan tubuh. pH untuk obat tetes mata harus disesuaikan dengan pH
air mata agar tidak menimbulkan iritasi yang mengakibatkan rasa perih pada
mata. Begitu juga obat suntik harus disesuaikan dengan pH darah agar tidak
menimbulkan alkalosis atau asidosis pada darah.
Perubahan pH pada larutan obat dapat
merusak komposisi, fungsi, dan efektivitas obattersebut. Oleh karena itu,
obat-obatan dalam bentuk larutan sering kali bertindak sebagai sistem penyangga
bagi obat itu sendiri untuk mempertahankan kadar larutan obat tetap berada
dalam trayek pH tertentu.
Larutan Penyangga pada Obat-Obatan :
asam asetilsalisilat merupakan komponen utama dari tablet aspirin, merupakan
obat penghilang rasa nyeri. Adanya asam pada aspirin dapat menyebabkan perubahan
pH pada perut. Perubahan pH ini mengakibakan pembentukan hormon, untuk
merangsang penggumpalan darah, terhambat; sehingga pendarahan tidak dapat
dihindarkan. Oleh karena itu, pada aspirin ditambahkan MgO yang dapat
mentransfer kelebihan asam.
sumber : http://velahumaira.blogspot.com/2012/02/fungsi-buffer-pada-bidang-farmasi.html