Sifat
koligatif dalam kehidupaan sehari-hari sangatlah banyak manfaat, bahkan
secara tidak langsung kita tidak menyadari bahwa kita telah menerapkan
sifat koligatif dalam kehidupan sehari-hari. Mulai dari tukang es
tuntung yang menjajakan es tuntung nya sampai dengan penggunaan dunia
kesehatan pada cairan infuse. Berikut beberapa hal yang mungkin perlu
kita ketahui penerapan sifat koligatif larutan dalam kehidupan
sehari-hari:
1. Penurunan tekanan uap
1. Penurunan tekanan uap
Molekul
- molekul zat cair yang meninggalkan permukaan menyebabkan adanya
tekanan uap zat cair. Semakin mudah molekul - molekul zat cair berubah
menjadi uap, makin tinggi pula tekanan uapzat cair. Apabila tekanan zat
cair tersebut dilarutkan oleh zat terlarut yang tidak menguap, maka
partikel - partikel zat terlarut ini akan mengurangi penguapan molekul -
molekul zat cair. Laut mati adalah contoh dari terjadinya penurunan
tekanan uap pelarut oleh zat terlarut yang tidak mudah menguap. Air
berkadar garam sangat tinggi ini terletak di daerah gurun yang sangat
panas dan kering, serta tidak berhubungan dengan laut bebas, sehingga
konsentrasi zat terlarutnya semakin tinggi.
2. Kenaikan Titik Didih
Titik
didih zat cair adalah suhu tetap pada saat zat cair mendidih. Pada suhu
ini, tekanan uap zat cair sama dengan tekanan udara di sekitarnya. Hal
ini menyebabkan terjadinya penguapan di seluruh bagian zat cair. Titik
didih zat cair diukur pada tekanan 1 atmosfer. Dari hasil penelitian,
ternyata titik didih larutan selalu lebih tinggi dari titik didih
pelarut murninya. Hal ini disebabkan adanya partikel - partikel zat
terlarut dalam suatu larutan menghalangi peristiwa penguapan partikel -
partikel pelarut. Oleh karena itu, penguapan partikel - partikel pelarut
membutuhkan energi yang lebih besar. Perbedaan titik didih larutan
dengan titik didih pelarut murni di sebut kenaikan titik didih.
Contohnya air mendidih pada 100 oC.
3. Penurunan titik beku
Adanya zat terlarut dalam larutan akan mengakibatkan titik beku larutan lebih kecil daripada titik beku pelarutnya. Contohnya garam
dapur dapat mencairkan salju. Contoh lainya ialah tumpukan salju di
jalan di negara bermusim dingin mudah dibersihkan dengan menambahkan
garam, sehingga menurunkan titik beku larutan, jadi titik beku larutan
(garam + salju ) akan lebih rendah dari pada titik beku salju mencairkan
es di jalan dengan cara menaburkan garam. Serta pada campuran es krim
tidak membeku karena penurunan titik beku. Selain itu Pencegahan
pembekuan air radiator mobil pada saat musim dingin di daerah Eropa juga
menggunakan aplikasi dari sifat koligatif. Bahkan beberap hewan yang
ada dikutub atau laut dengan suhu dingin juga menggunakan senyawa kimia (
garam ) dalam darah nya supaya tidak mati membeku.
4. Tekanan osmotic
Tekanan
osmotik adalah gaya yang diperlukan untuk mengimbangi desakan zat
pelarut yang melalui selaput semipermiabel ke dalam larutan. Membran
semipermeabel adalah suatu selaput yang dapat dilalui molekul - molekul
pelarut dan tidak dapat dilalui oleh zat terlarut.
danya zat terlarut dalam larutan akan mengakibatkan titik beku larutan lebih kecil daripada titik beku pelarutnya cairan infus harus isotonik dengan darah, isotonik artinya tekanan osmotiknya sama tekanan osmotic. Contoh aplikasi dalam bidang kesehatan, yaitu tekanan osmosis dalam cairan infus. jika seseorang memerlukan nutrisi dari injeksi cairan infus, maka tekanan osmotik cairan infus harus sesuai dengan tekanan osmotik darah (isotonik/isoosmotik) jika tekanan dalam sel darah merah > tekanan cairan infus (hipertonik), maka air dalam sel darah merah akan keluar, sehingga sel akan mengkerut. jika tekanan dalam sel darah merah < tekanan cairan infus (hipotonik),
maka sel darah merah akan menyerap air sehingga dinding sel akan mengembang dan pecah.
danya zat terlarut dalam larutan akan mengakibatkan titik beku larutan lebih kecil daripada titik beku pelarutnya cairan infus harus isotonik dengan darah, isotonik artinya tekanan osmotiknya sama tekanan osmotic. Contoh aplikasi dalam bidang kesehatan, yaitu tekanan osmosis dalam cairan infus. jika seseorang memerlukan nutrisi dari injeksi cairan infus, maka tekanan osmotik cairan infus harus sesuai dengan tekanan osmotik darah (isotonik/isoosmotik) jika tekanan dalam sel darah merah > tekanan cairan infus (hipertonik), maka air dalam sel darah merah akan keluar, sehingga sel akan mengkerut. jika tekanan dalam sel darah merah < tekanan cairan infus (hipotonik),
maka sel darah merah akan menyerap air sehingga dinding sel akan mengembang dan pecah.
sumber : http://jemiandala.blogspot.com/2011/06/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html