Peraih Medali Emas Olimpiade

Para penggemar olahraga bu
lu tangkis pasti tidak asing dengan Susi Susanti. Dia dapat dikatakan sebagai maestro bulu tangkis wanita Indonesia yang memiliki prestasi mengagumkan sepanjang kariernya. Masa keemasannya di dunia bulu tangkis berlangsung cukup panjang. Semua prestasi yang diraihnya berpuncak pada Olimpiade Barcelona, Spanyol, 1992. Kala itu, Susi Susanti berhasil meraih medali emas. Itu sekaligus merupakan medali emas pertama yang berhasil diraih Indonesia di ajang olahraga tingkat dunia itu.
Prestasi yang mengharumkan nama bangsa juga diukir oleh Susi dengan meraih sederetan kejuaraan. Dia menjuarai All EngIand sebanyak empat kali (1990, 1991, 1993, dan 1994). Juga di Kejuaraan Dunia tahun 1993, serta puluhan gelar seri grand prix. Sang juara yang mempunyai semangat pantang menyerah ini selalu menjadi ujung tombak tim Piala Sudirman dan Piala Uber.
Kiprah Susi Susanti di dunia olahraga bulu tangkis Indonesia memang Iuar biasa. Dalam setiap pertandingan, Susi senantiasa menunjukkan sikap tenang, bahkan terIihat tanpa emosi sama sekali pada saat-saat angka penentuan. Semangatnya yang pantang menyerah meski angkanya tertinggal jauh dari lawan, membuat banyak pendukungnya menaruh kepercayaan besar bahwa Susi pasti menang.
Kegigihan dan ketekunan perempuan kelahiran Tasikmalaya, Jawa Barat, 11 Februari 1971 ini turut menyumbang sukses pada tahun 1989. Ketika itu, Indonesia merebut Piaia Sudirman untuk pertama kalinya. Dia pun turut menorehkan sukses saat merebut Piaia Uber tahun 1994 dan 1996 setelah piala itu absen lama dari Indonesia.
Sejak SD, Susi memang suka bermain bulu tangkis. Kebetulan, orang tuanya sangat mendukung dan memberinya kebebasan untuk menjadi atlet bulu tangkis. Setelah menang di kejuaraan yunior, ia pindah dari Tasikmalaya ke Jakarta. Meski saat itu masih duduk di bangku SMP kelas 2, ia sudah berpikir untuk Menekuni dunia bulu tangkis.
Kegiatan Susi berbeda dengan remaja lainnya karena ia tinggal di asrama dan bersekolah di sekolah khusus untuk atlet. Ia mengaku menjadi kuper ( kurang pergaulan) karena hanya berteman dengan sesama atlet. Maklumlah. sebagai atlet, jadwal Iatihannya tergolong sangat padat. Hari Senin sampai Sabtu, Iatihan dilakukan dari pukul 07.00 - 11.00, lalu dilanjutkan lagi pukul 15.00 - 19.00. Sementara itu, kegiatan seperti makan, tidur dan lain - lain ada aturannya sendiri. Susi tidak diperbolehkan memakai sepatu dengan hak tinggi agar kakinya terhindar dari kemungkinan keseleo. ]alan - jalan ke mal pun hanya bisa dilakukannya pada hari Minggu. itu pun jarang karena ia sudah terlalu lelah latihan.
Bagi Susi Susanti, tidak ada pilihan lain selain harus selalu disiplin dan berkonsentrasi untuk menjadi juara. ia menyadari bahwa untuk meraih prestasi, memang dibutuhkan perjuangan dan pengorbanan. Kini, Susi Susanti sudah merasakan buah kedisiplinannya berkat menjadi atlet.

Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar